Saturday, May 19, 2018

Indonesia Mengerikan

Tidak hanya Jakarta yg mengerikan, tapi Indonesia ternyata juga (bahkan lebih) mengerikan lagi.

Rangkaian teror mulai dari kerusuhan di Mako Brimob, disusul pemboman di tiga gereja di Surabaya, kemudian bom di Polrestabes Surabaya terakhir bom di Polda Riau jelas merupakan teror yg mengerikan bagi kita.

Tapi tidak hanya berhenti di situ, teror masih berlanjut di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Ini bagian yg (menurut saya) tidak kalah mengerikan. Bagaimana ada orang yg bisa-bisanya tertawa melihat korban tewas karena bom, ada yg menuduh peristiwa itu hanya rekayasa polisi, entah untuk mendiskreditkan Islam atau mendapatkan dana untuk pemberantasan terorisme atau entah apa lagi.

contoh teror di media sosial


Sungguh mengerikan melihat masyarakat yg sdh hilang nalar dan hati nuraninya, dengan alasan (saya duga) persaingan politik untuk mencapai kekuasaan, yg lebih parah lagi sdh diwarnai dengan kebencian.

Namun di lain pihak harus diakui bahwa pemerintah sendiri punya andil juga dalam tragedi ini, terutama institusi kepolisian yang harus diakui tidak sepenuhnya bersih. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi sangat rendah dan hal ini disebabkan oleh ulah oknum anggotanya sendiri. Banyak kasus terjadi yg menimbulkan kesan polisi tdk sungguh-sungguh bertekad memberantas korupsi (contoh kasus korupsi pelat nomor mobil) atau kasus Novel Baswedan yg hingga hari ini tdk jelas).

Polisi juga tdk transparan, kasus kerusuhan di Mako Brimob adalah contoh jelas bagaimana polisi tdk transparan, bahkan terhadap pemerintah sekalipun apalagi terhadap masyarakat. Lebih jelasnya Anda bisa baca reportase Mingguan Tempo.

Tapi sekali lagi, betapapun ada krisis kepercayaan pada kepolisian, adalah mengerikan dan sadis jika ada pihak-pihak yang justru merasa senang dengan teror yg terjadi, bersyukur atas kematian anggota polisi sungguh biadab dan tak berperikemanusiaan.

Mengerikan sekali melihat aura kebencian dan kebengisan para teroris dan pendukungnya, yang bisa jadi adalah tetangga kita atau rekan kerja kita di kantor. Mengerikan melihat bagaimana kebencian itu dipupuk, disuburkan, disebarkan. Lebih mengerikan lagi bahwa bibit-bibit kebencian itu diam-diam menyebar ke mana-mana, ke banyak orang, ke banyak tokoh termasuk para pemuka agama yg seharusnya mendidik dan mencerdaskan umat.  Lebih mengerikan lagi melihat pemerintah dan aparat kepolisian seolah tutup mata melihat itu semua.

No comments:

Post a Comment