Friday, July 10, 2015

Bahasa menunjukkan Bangsa

Tepat sekali peribahasa di atas: "Bahasa menunjukkan Bangsa".  Tabiat seseorang akan terlihat dari tutur katanya.  Tutur kata yang kasar menunjukkan bahwa si pengucap atau penutur tersebut kasar wataknya.   Bahasa yang kacau logika atau strukturnya menunjukkan bahwa si pengucap adalah seorang yg malas, malas untuk berpikir kritis dan malas untuk belajar berbahasa secara baik dan benar.

Saya merasakan dalam hidup sehari-hari bahwa penggunaan atau pengucapan bahasa Indonesia kita semakin lama semakin kacau, terutama dalam bahasa tertulis, baik itu berita di media cetak atau sekedar pengumuman yg ditempel di dinding rumah.  Apa yang saya maksud masih sebatas pada hal-hal yang mendasar seperti penggunaan awalan dan akhiran, penulisan kata depan, penggunaan tanda baca dan sebagainya, sy tidak berbicara aspek yang lebih canggih (yang biasa dibahas di kolom bahasa di banyak majalah).

Penggunaan bahasa yang kacau menunjukkan -sekali lagi- kemalasan untuk berpikir dan belajar berbahasa secara baik, juga kemalasan untuk berpikir kritis dan logis, sebab bahasa yang kacau secara langsung akan memperlihatkan kekacauan berpikir karena tidak mau atau tidak mampu mengikuti kaidah-kaidah yg benar dalam berbahas.

Untuk jelasnya saya akan berikan beberapa contoh sederhana yang saya ambil dari beberapa sumber, sebagian dari web dan sebagian lainnya saya potret dari papan pengumuman, brosur dan sebagainya.

contoh pertama saya ambil dari sebuah pengumuman di kamar mandi sebuah hotel, tertulis sbb: "Di Mohon Pembalut Tidak Di Buang ke Dalam Toilet Bowl Mengakibatkan Mampet Terima Kasih"

Ini contoh yg sangat sederhana, perhatikan ada dua sukkiu kata "di" yang dalam hal ini berfungsi sebagai awalan, sehingga penulisannya harus disambung, sedangkan suku kata "ke" adalah kata depan sehingga ditulis terpisah, dengan demikian kalimat seharusnya adalah "Dimohon pembalut tidak dibuang ke dalam toilet bowl, mengakibatkan macet, terima kasih"

Atau lebih baik lagi ditulis demikian:" Dimohon untuk tidak membuang pembalut ke dalam toilet bowl, mengakibatkan mampet, terima kasih": .

 Contoh kedua saya ambil dari sebuah website, tertulis Video, Pelukan Singa Betina Kepada Majikannya"

Sungguh saya tidak mengerti kenapa penulis menggunakan kata "kepada", tentu akan jauh lebih enak didengar (dan benar dari sudut tata bahasa) jika digunakan kata "dengan" sehingga kalimatnya menjadi 'Video Pelukan Singa dengan Majikannya"



Apakah Anda bisa menemukan bagian kalimat mana yg janggal ?   ".....beliau menjawab: "bila ia mengira kalau dirinya itu orang yang baik akhlaknya"

Kata "bila" dan "kalau" digunakan dalam kondisi pengandaian atau berandai-andai, dalam kalimat di atas keadaan pengandaian tersebut sudah ditegaskan dengan kata "bila" yang pertama, bagian berikutnya berfungsi menegaskan kondisi yang diandaikan tersebut, sehingga tidak tepat menggunakan kata "kalau", lebih tepat digunakan kata "bahwa" sehingga kalimatnya menjadi "beliau menjawab: "bila ia mengira bahwa dirinya itu orang yang baik akhlaknya""

Dapatkah Anda merasakan perbedaannya ?

Kesalahan berikut yang sering terjadi adalah penggunaan kata yang tidak perlu atau berlebihan. Berikut ini contohnya:

Bahaya adalah kata sifat, sedangkan kata kebakaran menerangkan terjadinya suatu peristiwa, dalam hal ini kata "bahaya" tidak diperlukan sebab kata "kebakaran" saja sudah cukup menjelaskan apa yang terjadi, lagi pula kita semua sudah tahu bahwa peristiwa kebakaran adalah sesuatu yang berbahaya toh ?   Dengan demikian kalimat yang lebih tepat adalah" "Jangan menggunakan lift jika terjadi kebakaran, gunakan tangga darurat"



Contoh berikut ini sama parahnya dg yg terdahulu, lepas dari siapapun yg mengucapkan kalimat tersebut, jelas kalimat yang salah menurut tatabahasa Indonesia. Loyalitas adalah kata benda tapi dalam kalimat ini difungsikan sebagai kata kerja membuat struktur kalimatnya menjadi rusak, penggunaan dua kata kepada juga tidak tepat.  Kalimat yg benar adalah "Tidak ada gunanya kita loyal pada partai kalau kita tidak berguna bagi rakyat".

No comments:

Post a Comment