Friday, June 28, 2013

Belajar dari Hong Kong (kalau mau maju.....)

Minggu lalu saya berkesempatan mengunjungi Hong Kong untuk sebuah liburan singkat selamat empat hari.
Ini adalah kunjungan saya yang kedua ke Hong Kong setelah kira-kira tahun 2001 saya mengunjungi negeri ini untuk keperluan dinas.

Kesan sepintas yang saya dapat adalah negeri ini sangat teratur dan tertata rapi, relatif bersih dari sampah dan polusi udara juga nyaris tidak ada.  Tapi dari semua hal, saya kira transportasi di Hong Kong adalah hal yang paling mengagumkan.  Pilihan transportasi yang beragam, dengan informasi yang lengkap, jadual yang jelas, metode pembayaran baik berlangganan dengan kartu prepaid Octopus atau dengan kartu sekali jalan yang bisa dibeli dengan mudah di mesin otomatis di setiap stasiun MRT. 

Tidak mengherankan bahwa beberapa sumber melaporkan tingkat penggunaan transportasi publik di Hong Hong adalah yang tertinggi di dunia (sekitar 90%).  Silakan cek salah satu referensi di Wikipedia.  Sumber lain menceritakan kisah sukses Hong Kong (dan Singapura) dalam mengelola transportasi dan masalah perkotaan, sebuah studi oleh Murdoch University.

Penyediaan transportasi publik yang bagus dan nyaman terkait langsung dengan keinginan atau kebutuhan orang untuk memiliki mobil pribadi, ujungnya adalah konsumsi bensin dan polusi udara yang ditimbulkannya.

Selain itu pemerintah Hong Kong menerapkan peraturan pembatasan kendaraan pribadi atau lebih tepatnya peraturan yang mempersulit orang yang hendak memiliki kendaraan pribadi, di antaranya pajak yang tinggi, semakin besar dan mewah ukuran mobil semakin tinggi pajaknya.

Selain soal transportasi, kita di Indonesia juga bisa belajar tentang banyak hal yang lain, bagaimana pemerintah Hong Kong bisa mengelola sebuah negara yang kecil dengan tingkat densitas penduduk yang sangat tinggi (lebih dari 6.000 orang per km2, cek di Wikipedia. Bagaimana mengelola sampah misalnya, atau bagaimana menyediakan air bersih dan listrik, bagaimana membuat drainase pembuangan air yang bagus, -asal tahu saja, belum pernah ada berita banjir di Hong Kong-.

Tapi sebelum sampai pada hal-hal yang terlihat "mengagumkan" bagi kita di Indonesia, hal-hal yang modern dan canggih tentang Hong Kong, ada baiknya juga kita belajar bagaimana hukum di Hong Kong memerangi korupsi, bagaimana koruptor diperlakukan.  Bagaimana pemerintah Hong Kong tidak main-main dalam berperang melawan korupsi, bahkan badan antikorupsi Hong Kong secara frontal dan berani mati berhadapan dengan institusi kepolisian yang korup

Beranikah kita mengikuti jejak Hong Kong ?  Lebih tepatnya beranikah Kepala Negara kita memimpin perang terhadap korupsi seperti telah dilakukan oleh Hong Kong ?