Wednesday, August 12, 2015

Pemerintah Tanpa Visi (Lagi) soal Otomotif Indonesia

Berbicara soal otomotif di Indonesia, lagi-lagi menyadarkan dan mengingatkan kita bahwa para pemimpin kita tidak punya visi jangka panjang yang terarah dan jelas. 

Masih soal mobil yang pernah saya bahas juga sebelumnya dengan judul Tambah Mobil untuk Jakarta dan Mobil Murah: Kebijakan Aneh dar Pemerintah yang Tak Punya Visi.  

Hari Senin, 10 Agustus 2015 yang lalu diselenggarakan Roundtable Discussion dengan thema : "Menuju Pameran Otomotif Berkelas Dunia", bertempat di Auditorium Gedung Sindo.   Dari membaca thema diskusinya saja sudah bisa disimpulkan bahwa pemerintah kita lagi-lagi tidak cerdas. 

Saya orang yg berpikir sederhana saja, kegiatan yg kita lakukan haruslah yg bisa memberi dampak positif bagi bangsa ini, bisa memakmurkan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.  

Nah, sekarang pertanyaannya apa keuntungannya Pameran otomotif berkelas dunia bagi rakyat Indonesia.   Bagi saya rakyat kecil yg berpikir sederhana ini, kita hanya dijadikan sebagai pasar bagi perusahaan-perusahaan otomotif dunia, sebagai pembeli, sebagai pengguna. Sementara kita sendiri hingga saat ini tidak mampu memproduksi sendiri mobil nasional (bandingkan dengan Malaysia yg punya Proton). 

Semakin banyak mobil diproduksi dan dibeli rakyat Indonesia, semakin tinggi pendapatan perusahaan mobil (asing), semakin banyak mobil di Indonesia, konsumsi BBM semakin tinggi, subsidi BBM semakin tinggi, polusi semakin tinggi dan rakyat tidak menjadi lebih sejahtera, industri otomotif lokal tetap tidak berkembang.     

Jika pemerintah cerdas dan punya visi, Saleh Husein tidak bicara tentang pameran mobil kelas dunia, tapi bicara tentang bagaimana roadmap pengembangan mobil nasional, bagaimana kita bangga dengan brand mobil kita sendiri dan bagaimana caranya mobil tersebut bisa diekspor ke negara-negara lain dan memberi devisa bagi negara ini. Sayang sekali itu semua masih sebatas mimpi.