Tuesday, July 29, 2008

Apa yang terjadi 1965 (3) ?


Misteri 1965 belum terungkap sampai saat ini, dan mungkin tidak akan pernah terungkap sampai kapanpun. Namun beruntunglah bahwa sejak jatuhnya Soeharto pada 1998, banyak penulis dan ahli sejarah yg bisa dengan leluasa menyampaikan analisis mereka, sehingga kita tidak dipenjara lagi hanya pada satu gagasan bhw peristiwa 1965 semata-mata karena ulah PKI.

Belum lama ini telah terbit satu buku baru karangan John Roosa berjudul "Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto", terbitan Hasta Mitra, Jakarta 2008. Buku ini adlh terjemahan dari Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Soeharto's Coup d'Etat in Indonesia, Univ of Wisconsin Press, USA, 2006. Bagi Anda yang peduli pada kebenaran (dan keadilan) saya kira buku ini cukup menarik. Dibandingkan dengan buku lain dengan tema sama, John Roosa menampilkan beberapa informasi baru, antara lain "Dokumen Supardjo" dan beberapa wawancara dengan pelaku G30S, yang karena alasan keamanan, identitas pelaku harus dirahasiakan.

Salah satu hal yg menarik adalah adanya satu bab pembahasan tersendiri untuk Sjam dan Biro Chususnya. Seperti kita tahu, Sjam Kamaruzaman adalah tokoh kunci dalam peristiwa G30S, dia adalah Ketua Biro Chusus PKI yang bertugas menggalang perwira-perwira ABRI. Namun beberapa analis justru curiga Sjam adalah intel ABRI yang disusupkan ke PKI.

Namun siapapun itu Sjam, sangat jelas bahwa klaim Rezim Soeharto bahwa PKI bertanggung-jawab atas peristiwa G30S tidak bisa diterima, karena banyaknya fakta yang kabur dan tidak logis. Juga karena "pelaku utama" DN Aidit tidak pernah diberi kesempatan untuk membela diri, dia sudah ditembak mati tanpa proses pengadilan.

Bab 6 tentang Suharto dan relasinya dengan Angkatan Darat dan Amerika Serikat, saya kira juga sangat menarik. Banyak hal yang tidak diketahui publik diungkap di sini, tentang bagaimana Amerika Serikat menjalin relasi begitu intens dengan AD. Roosa menyebutkan sbb:
...Dari 1958 sampai 1965 Amerika Serikat melatih, mendanai, memberi nasihat dan memasok Angkatan Darat sebegitu rupa sehingga dapat mengubahnya menjadi negara di dalam negara. Di bawah Nasution dan Yani Angkatan Darat berangsur-angsur memperluas kekuasaannya, mengonsolidasi korps perwiranya, dan menjadikan institusi ini sebagai pemerintahan dalam penantian. Selama bulan-bulan Oktober 1965 Amerika Serikat dan Angkatan Darat menginginkan terjadi suatu peristiwa semacam G30S... (halaman 252).

Lebih detail lagi Roosa mengungkapkan "konspirasi" antara Angkatan Darat dan Amerika Serikat yang menginginkan satu momen tepat untuk menjatuhkan Soekarno. Demikian ditulisnya di halaman 268:
...Agar sebuah kudeta berhasil di Indonesia, ia harus diberi kedok yang sebaliknya: usaha untuk menyelamatkan Presiden Soekarno. Angkatan Darat harus tampil sebagai penyelamat Soekarno dan bukan sebagai penggali liang kubur baginya. Masalahnya bagi Angkatan Darat adalah bahwa kudeta berkedok seperti itu memerlukan adanya suatu dalih. ….Dalih untuk kup yang paling masuk akal haruslah merupakan percobaan kup oleh PKI.

Di halaman berikutnya 269, tertulis demikian:
….Duta Besar itu, sesuai dengan tugasnya melapor kepada atasannya di Islamabad bahwa suatu “kup komunis prematur” yang “sengaja dirancang untuk gagal” akan memberi “kesempatan yang sah dan memuaskan bagi Angkatan Darat untuk menghancurkan komunis dan membikin Soekarno sebagai tawanan niat baik Angkatan Darat.”
posting sebelumnya: