Tuesday, November 28, 2006

Apa yang terjadi 1965 ?

Anda yg cinta Indonesia, tentulah ingin tahu kebenaran sejarah dari bangsa ini. Dan untuk itu dibutuhkan sikap kritis, tidak hanya semata-mata percaya pada satu sumber informasi saja. Juga untuk kasus 1965, saya mengajak Anda untuk mencoba menelusuri beberapa sumber alternatif, berbeda dengan yg selama ini secara resmi disiarkan oleh pemerintah.

Beberapa buku alternatif adalah: Bayang-bayang PKI terbitan ISAI, 1996 atau Menyingkap Kabut Halim 1965 terbitan Pustaka Sinar Harapan, 1998. Buku-buku tersebut tidak mudah didapat di toko buku. Sebagai alternatif lain coba simak artikel karangan Peter Dale Scott berjudul The United States and the Overthrow of Sukarno, 1965-1967 di http://www.namebase.org/scott.html Artikel inilah yg mengawali berkembangnya berbagai teori tentang kejadian tahun 1965.

Tuesday, November 21, 2006

Untuk apa Bush datang ke Indonesia ?

Kedatangannya membuat heboh, jalanan macet (karena toll ditutup dan karena demo-demo) sementara daun teratai di Kebun Raya Bogor terbalik-balik terkena angin dari heli Blackhawk.

Monday, November 13, 2006

Apa yang terjadi 1998 (2) ?

Iseng-iseng ke Gramedia, sy nemu buku tulisan Eros Djarot berjudul "Siapa Sebenarnya Soeharto". Buku ini cukup banyak peminatnya, terbukti sejak diterbitkan Juli 2006, pada Nopember 2006 sudah cetakan keempat.

Bab berjudul "Konflik Internal Soeharto dan AD" sangat menarik perhatian saya (halaman 61). Di situ tertulis: "... Rupanya Prabowo ingin mencoba model kudeta yang pernah dilakukan oleh mertuanya dulu, di tahun 1965. Hanya targetnya yang berbeda. Kalau Soeharto mengincar jabatan tertinggi (baca: presiden), Prabowo cukup menargetkan jabatan Pangab, dan mungkin hanya KASAD..."

Terserah pada Anda apakah akan percaya pada teori ini, tapi kalau kita simak seluruh fakta yg terjadi, kemungkinan ini adalah sangat masuk akal dan mudah dipahami.

berlanjut ke Apa yang terjadi 1998 (3)

Wednesday, November 01, 2006

Apa yang terjadi 1998 ?

Terbitnya buku Habibie yang berjudul "Detik-detik Yang Menentukan" menimbulkan polemik di kalangan para pelaku 1998. Isu yang paling ramai diperdebatkan adalah apakah benar Letjen Prabowo sempat mencoba melakukan kudeta terhadap presiden baru BJ Habibie.

Bukti-bukti atas tuduhan Habibie tersebut memang tidak ada, namun bila Anda jeli mengamati fakta di seputar kejadian 1998, Anda bisa memperkirakan benar tidaknya tuduhan tersebut. Perlu diingat pula bahwa Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis pro demokrasi, pada kasus itu itu muncul pula nama Mucdi Pr, Danjen Kopassus. Belakangan nama Muchdi disebut-sebut lagi pada saat penyelidikan kematian Munir. Karena selama beberapa hari menjelang dan setelah kematian Munir, telah terjadi sejumlah pembicaraan telepon antara Pollycarpus dengan Muchdi yg saat itu menjabat deputi Ketua BIN (Badan Intelijen Negara).

Kembali ke soal misteri 1998, bila berminat Anda bisa membaca lebih jauh di http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/12/teropong/3019869.htm

Namun isu tentang ada tidaknya usaha kudeta oleh Prabowo itu sebetulnya hanyalah satu bagian kecil saja dari misteri 1998. Masih banyak misteri lain yang belum terjawab, seperti misalnya apakah kerusuhan yang terjadi 1998 itu semata-mata kerusuhan biasa yg dipicu oleh kemarahan rakyat yang sudah terlalu lama hidup susah (bercampur dengan kejahatan) atau telah direkayasa dan diatur oleh seorang dalang yg memang mempunyai skenario tertentu. Ctt: bila Anda membaca dokumen laporan Tim Relawan Kemanusiaan, yang menghimpun data dari berbagai lokasi, jelas terlihat bahwa itu sebuah kerusuhan yang direkayasa. Pertanyaan lanjutannya adalah siapakah dalang tersebut ? apakah ada kaitan dengan pihak asing ? Apakah ada keterlibatan petinggi militer ? Apakah benar ada persaingan atau konflik internal di TNI AD, Apakah ada keterlibatan atau peranan Soeharto dalam kasus tersebut ?

Monday, October 30, 2006

Kapan ya Indonesia bisa cinta produk sendiri ?


Bengpuspalad bekerja sama dengan FTUI sudah berhasil membuat desain panser sendiri (baca majalah Commando edisi 2004), tidak hanya itu PT PINDAD juga sudah mampu membuat panser, tapi TNI AD lebih tertarik membeli panser VAB rekondisi (bekas) dari Perancis. ITB sudah mampu membuat pesawat mata-mata tanpa awak, tapi lagi-lagi TNI lebih tertarik membeli pesawat serupa buatan Israel. Sementara KRL buatan PT INKA juga tidak dilirik oleh PT KAI, karena mereka lebih tertarik pada kereta rel bekas dari Jepang. Kapan ya Indonesia mulai mencintai produk buatannya sendiri, siapa akan mencintai produk kita kalau bukan mulai dari diri kita sendiri.

Gambar memperlihatkan panser APR-1 V1 buatan PINDAD. Sejumlah 40 panser seperti ini dikirim ke Aceh pada th 2004.

Friday, October 06, 2006

Indonesia bisa mengekspor Kereta Api lho !

Di antara hal-hal buruk dan menyedihkan, selalu saja ada kabar baik, seperti setitik oase di padang gurun. Di majalah TRUST edisi 2-8 Oktober 2006 ada berita PT INKA berhasil mendapatkan pesanan sejumlah 50 gerbong KA dari Bangladesh senilai US$ 37 juta.

Bagi saya ini sungguh kejutan yg menggembirakan, karena berita sebelumnya menyebutkan bhw daripada menggunakan produk PT INKA, PT KAI lebih suka mengimpor kereta bekas dari Jepang. Bahkan 24 gerbong KRL yang dibeli PT KAI dari PT INKA pada tahun 2003, hingga saat ini belum lunas dibayar.

Monday, September 18, 2006

Keterlibatan Indonesia pada Pasukan PBB di Lebanon


Lagi-lagi masih berkaitan dengan sengketa antara Israel dengan Hisbullah, Indonesia jauh-jauh hari sudah menyatakan kesanggupan untuk turut serta dalam pasukan perdamaian PBB di Lebanon sejumlah 1.000 tentara, lengkap dengan kendaraan lapis baja pengangkut pasukan VAB buatan Perancis.

Gambar memperlihatkan type panser VAB milik Marinir Indonesia yg digunakan di Aceh (sumber: http://armyreco.ifrance.com)

Sebagian dari panser VAB yang dikirim ini memang sudah dimiliki Indonesia, namun sebagian lagi sejumlah 32 buah merupakan panser yang baru dibeli dari Perancis dan dikirim langsung ke Lebanon. Biaya untuk membeli panser rekondisi ini sekitar Rp 250 Milyar, pls cek http://www.kompas.com/kompas-cetak/0609/10/utama/2942538.htm

Belakangan kalangan DPR meributkan proses pembelian panser tersebut yg dianggap melanggar prosedur karena tidak menggunakan tender.

Kalau menurut saya masalahnya jauh lebih besar dari itu, bukan hanya soal prosedur pengadaan, tapi jauh lebih penting dari itu adlh soal keterlibatan Indonesia dalam pasukan PBB itu sendiri. Bukan soal peran aktif Indonesia dalam perdamaian dunia, tapi ini soal kondisi ekonomi kita yang ambur adul. Bijaksanakah dalam kondisi ekonomi morat-marit dan rakyat kelaparan seperti sekarang; kita membelanjakan 350 Milyar Rupiah untuk mendukung pasukan PBB, sementara biaya pengganti yang disediakan PBB hanya Rp 35 Milyar saja ?

Monday, September 11, 2006

Mau Anti Israel ?, yang penting mandiri dulu !

Minggu-minggu terakhir ini, TV dan koran dipenuhi dengan berita pertempuran antara serdadu Israel dengan para pejuang Hizbollah, yang dilanjut dengan serbuan tank Merkava dan pemboman membabi buta jet-jet tempur Israel ke pemukiman sipil di Lebanon Selatan.

Saya terima email dari seorang teman, bagaimana seharusnya kita sebagai orang Muslim bersikap terhadap kasus seperti ini.

Saya jawab demikian, nggak usah pusingkan perilaku Israel di timur tengah sana, lebih baik kita pikirkan Indonesia saja. Kalau mau punya sikap dan pendirian, Indonesia harus mandiri dulu, dan mandiri itu berarti tidak tergantung pada Amerika Serikat yang merupakan sponsor utama Israel. Mandiri dari antek-antek AS seperti Bank Dunia, IMF dan segala bantuan dan kredit lainnya. Lebih lanjut lagi, kalau mau mandiri, berarti Indonesia harus bersih dari korupsi.... Bebas dari tekanan dan penjajahan AS, harus menghentikan kerja sama pengelolaan Blok Cepu, kerja sama Freeport dll.

Kalau sudah bebas dari cengkeraman AS, barulah mari kita bicara soal perilaku Zionis Yahudi.

Tuesday, April 25, 2006

Balawan memang hebat

Di tengah berbagai berita yg kurang menyenangkan tentang Indonesia, saya dikejutkan dengan kemunculan nama seorang gitaris hebat Indonesia: I Wayan Balawan (Kompas, 23 April 2006) Hebatnya Balawan, berbeda dg musisi lain, dia mau menggunakan gitar double neck buatan Sidoarjo. Nah, begitu dong, bangga dengan produk sendiri.... Balawan memang hebat.
Mau kenal dia ?, berkunjunglah ke www.wayanbalawan.com

Monday, April 17, 2006

Mau berhutang lagi ?



Ekonomi Indonesia saat ini sudah morat-marit terjerat hutang hingga sebesar 182 miliar US$ (posisi akhir 2004) yg terdiri dari utang luar negeri pemerintah (78,7 miliar dollar AS), utang luar negeri BUMN (4,8 miliar dollar AS), utang luar negeri swasta (45,5 miliar dollar AS), dan utang pemerintah dalam negeri (kira-kira 60 miliar dollar AS). (referensi Kompas, 6 April 2005).

Demikian besarnya hutang Indonesia sehingga untuk membayar cicilan pokok dan bunganya, memakan hampir separuh dari seluruh penerimaan pajak. Sisanya tidak akan cukup untuk dana membangun negara RI serta untuk memperbaiki pendidikan, kesehatan, dan keadaan kehidupan bangsa.

Namun tidak seperti keledai yg konon tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama hingga dua kali, pemerintah Indonesia tidak pernah mau belajar dari sejarah, bagaimana pembangunan yg berbasis hutang justru membuat perekonomian semakin memburuk. Pemerintah masih terus membuat hutang baru, sebesar 1,2 miliar US$ (referensi Kompas, 12 April 2006).

Sri Mulyani dengan bangganya mengatakan bhw potensi pinjaman sebesar itu dimungkinkan karena menurut penilaian Bank Dunia Indonesia layak mendapatkan bantuan maksimal berdasarkan perkembangan ekonomi beberapa tahun terakhir.

Thursday, April 13, 2006

Jangan beli majalah Playboy Indonesia !

Nonton di TV hari ini, cukup mengagetkan melihat personil FPI beramai-ramai menyerbu Kantor Redaksi Majalah Playboy edisi Indonesia, sambil berteriak-teriak mereka melemparkan batu-batu ke arah kaca kantor redaksi..... Sebetulnya hal ini tidak perlu terjadi, dengan melakukan hal itu berarti FPI sudah melakukan tindak main hakim sendiri. Nyatanya Playboy Indonesia sdh mendapat ijin terbit dari pemerintah dan belum terbukti mereka melakukan pelanggaran pidana terhadap KUHP (karena RUU APP belum diberlakukan).

Itu masalah moral, bukan porsi saya untuk bicara, biarlah para "moralis" saja yg bicara....

Namun demikian saya ingin mengajak Anda untuk tidak membeli majalah Playboy Indonesia, singkatnya bila perlu kita lakukan boikot majalah tersebut.

Dari info yang saya baca di http://sev.prnewswire.com/entertainment/20051102/CGW02202112005-1.html ternyata Playboy Enterprises, yaitu perusahaan pemilik majalah ini di Amrik sana, membukukan revenue sebesar 80 juta US$ setahun, wuih tentu suatu nilai yg sangat besar.

Salah satu sumber revenue itu adalah dari licensing, yaitu fee yg diterima dari penerbitan majalah Playboy di luar Amerika, nilainya cukup besar yaitu sekitar 3 juta US$ setiap kuartal tahun.

Demikian pula majalah Playboy edisi Indonesia juga harus membayar fee atau biaya lisensi untuk hak penerbitan majalah tersebut, anggap saja nilai fee sebesar 10%. Kalau harga majalah Rp 39.000.- dan oplagnya 100.000 exp saja, maka setiap bulan kita memberi sumbangan ke Playboy Enterprises sebesar Rp 390 juta rupiah, apa nggak sayang tuh uangnya ?

Tidakkah lebih bijaksana uang Rp 39.000.- pembeli majalah tersebut disumbangkan saja ke Panti Asuhan atau Rumah Sakit, atau dibelikan majalah berita lokal seharga Rp 20.000.- masih ada kelebihan uang.

Jadi, jangan beli majalah Playboy Indonesia !

Tuesday, April 11, 2006

Revisi UU Ketenagakerjaan


Minggu lalu, pemerintah disibukkan dengan demonstrasi besar-besaran para buruh yang menolak rancangan revisi UU Ketenagakerjaan (UUK) no. 13 tahun 2003. Apakah hanya para buruh yang "terancam" dengan revisi UU tersebut ?, sadarkah Anda bahwa bahkan para "pekerja kantoran"pun, mungkin Anda atau saya juga sebetulnya dirugikan oleh revisi UU tersebut bila jadi diundangkan.

Sebagai contoh coba perhatikan pasal 142 Revisi UUK tentang mogok kerja, pekerja yang mogok kerja bisa langsung di-PHK, nah lo. Contoh lain pasal 156 Revisi UUK, jangan kaget kalau sekali waktu Anda di-PHK tidak mendapat pesangon sepeserpun, karena yang mendapat pesangon hanya yang upahnya dibawah PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak) sebesar RP 1,1 juta perbulan. Adilkah ini bagi pekerja ?

Friday, April 07, 2006

Bangsa Tanpa Kiblat


Hari ini saya lewat di depan Taman Ismail Marzuki, terpampang poster besar di depannya, saya kira rumusan kalimat dalam poster ini tepat sekali bila diterapkan pada bangsa kita.

Tuesday, April 04, 2006

Perusakan Hutan Indonesia


Bangsa Indonesia, bangsa yang tidak bisa mensyukuri segala kekayaan dan keindahan alam yang dimilikinya. Semua disia-siakan, dieksploitas tanpa memikirkan dampaknya bagi generasi mendatang, anak cucu kita.

Thursday, March 23, 2006

Saya sungguh prihatin dengan kondisi bangsa & negara Indonesia saat ini.