Monday, December 03, 2007

Indonesia Bangkrut !

Indonesia Bangkrut !, itu judul buku yang baru saja saya beli. Pengarangnya Boy Nugroho - bukan nama yg sdh umum dikenal -. Kata-kata Indonesia Bangkrut diakhiri dengan tanda seru bukan tanda tanya, jadi si penulis menyatakan keyakinannya bhw Indonesia memang sudah bangkrut, bukan keraguan.

Buku ini diawali dengan paparan tentang sejarah penjajahan barat terhadap negara-negara timur, lahirnya mesin uap yg segera disusul dengan revolusi industri pada awal abad 19. Lahirnya kapitalisme (paham dimana pemilik modal akan mencari keuntungan sebesar-besarnya) dan liberalisme (paham yg menekankan besarnya kebebasan individu akan segala hal termasuk kepemilikan modal dan alat produksi di lain pihak ada keterbatasan wewenang pemerintah untuk mengatur).

Liberalisme runtuh pada 1929 ketika terjadi resesi ekonomi yg sebetulnya disebabkan karena adanya salah kelola bursa saham di Amerika, dimana nilai saham dan kredit meningkat pesat namun tidak didukung oleh sektor riil.

Sebagai ganti liberalisme, berikutnya dunia berkiblat pada teori Keynesian, ciptaan John Maynard Keynes, yang pada intinya adalah ekonomi campuran dimana baik pemerintah maupun sektor swasta memegang peranan penting. Negara tidak hanya berwenang menciptakan peraturan tapi juga melakukan intervensi fiskal, khususnya untuk menggerakkan sektor riil dan menciptakan lapangan kerja.

Dunia kembali goncang pada tahun 1973 ketika terjadi krisis minyak yang dipicu oleh perang Arab-Israel. Arab mengadakan embargo minyak dan Amerika menyadari betapa tergantungnya mereka akan minyak dari Timur Tengah. Pada saat inilah ide liberalisme muncul kembali.

Adalah Margaret Thatcher (PM Inggris) dan Ronald Reagan (Presiden Amerika) yg dengan gencar melontarkan ide pasar bebas, privatisasi dan penjualan sektor layanan publik ke swasta, atau dengan kata lain melahirkan Neoliberalisme.

Paham Neoliberalisme inilah yang digunakan oleh pihak barat (Amerika) untuk melakukan penjajahan gaya baru menggunakan instrumen-instrumen keuangan seperti World Bank, WTO (World Trade Organization) dan IMF.

Singkat cerita, Indonesia terjebak pada perangkap utang yang dibuat oleh World Bank dan IMF, hal ini diperparah dengan perilaku KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme), sehingga akhirnya menjadi bangkrut.

Monday, November 19, 2007

Sarimin, potret buram hukum dan keadilan di Indonesia

Sebetulnya saya bukanlah penggemar theater, tapi beruntunglah saya pada hari Minggu malam, tgl 18 Nopember 07 kemarin seorang teman mengajak saya menonton lakon monolognya Butet berjudul Sarimin di Graha Bhakti Budaya, TIM. Beruntung karena tontonan tersebut lucu menghibur sekaligus mengingatkan saya bahwa masih banyak orang yg peduli terhadap negeri ini. Peduli dengan caranya sendiri, menyampaikan kritik dengan gayanya sendiri....

Singkat kata, lakon ini berkisah tentang hukum dan keadilan di Indonesia yang terbolak-balik, benar jadi salah, salah jadi benar, salah karena benar, karena Sarimin benar maka dia jadi salah sehingga harus masuk bui, untuk meringankan hukumannya, pengacara menganjurkan Sarimin untuk mengaku salah (meski Sarimin tidak bersalah), Sarimin yg lugu (bahkan membaca tulis saja tak bisa), tak dapat memahami logika hukum seperti itu.

Logika aparat hukum (dlm hal ini diwakili polisi dan hakim agung) ya terbolak-balik pula. Pedoman hukum bukanlah keadilan itu sendiri tapi siapa atau apa yang berkuasa.

Bicara tentang hukum dan keadilan, sudah pasti kita akan bicara pula tentang polisi. Polisi yang citranya begitu suram di negeri ini. Lakon ini menampilkan sentilan khusus bagi institusi kepolisian yang sosoknya di satu sisi sangar menakutkan, namun di lain pihak tak ada wibawa, karena dia tidak berpihak pada kebenaran dan keadilan, tapi pada "kuasa" (baca: uang). Gambar memperlihatkan wajah polisi dalam lakon Sarimin.

Friday, November 16, 2007

Rindu Indonesia...

Saya selalu mencintai Indonesia, betapapun seperti apa negeri ini. Dua kali saya ke Singapura, satu kali ke Bangkok dan satu kali ke Hong Kong, melihat berbagai kemajuan dan kemegahan negara-negara lain (yg masih tetangga kita), saya selalu teringat negeri ini. Pada saat pesawat mendarat kembali di Cengkareng, selalu miris hati saya melihat bagaimana sebuah negara yg begitu kaya akan sumber alam, bisa menjadi begitu miskin, dihimpit hutang, diinjak-injak martabatnya oleh negara lain (yg bahkan lebih kecil dari kita).....

Sementara itu para elite politik tak peduli, tetap saja sibuk dengan kepentingan dirinya sendiri... Korupsi jalan terus bahkan semakin marak, hukum (keadilan) dijungkirbalikkan.

Tapi bagi saya (dan mudah-mudahan bagi Anda juga) selalu ada dalam hati ini, rindu akan Indonesia, Indonesia yg hutannya rimbun, yg tidak macet kota-kotanya, yang tidak lagi jadi juara korupsi internasional, yang rakyatnya gak mati kelaparan.

Saya tiba-tiba teringat hal ini setelah melihat iklan Garuda Indonesia (yg ditujukan untuk orang Indonesia yg tinggal di LN), tentang bagaimana kerinduan akan Indonesia bisa diobati dengan terbang naik Garuda.

Wednesday, November 07, 2007

Halo Polisi ?

Apa Anda masih ingat iklan rokok menggambarkan seorang anak perempuan bandel yg menerobos lampu merah, lalu ditangkap "polisi" yang menyamar jadi pohon. Ironis memang, tapi begitulah yang terjadi.

Beberapa tahun yg lalu, seorang teman yg tinggal di Cengkareng terbakar rumahnya. Penyebab kebakaran adalah arus pendek listrik pada AC. Yang aneh, pada waktu melapor ke polisi, korban kebakaran ini malah dimintai uang, alhasil teman saya ini harus merogoh koceknya tidak kurang dari enam ratus ribu rupiah.

Banyak kisah yg kita dengar membuat kita kehilangan kepercayaan pada institusi kepolisian, hingga slogannya "melindungi dan melayani" jadi tak berarti sama sekali, yg ada justru kecurigaan.

Baru-baru ada berita menarik di Jakarta Post edisi 3 Nopember 2007, judulnya Tough questions for police in Batam over drug factories. Inti beritanya kira-kira begini: si penulis menyampaikan keheranan bahwa polisi dengan cepat bisa menangkap pengguna beberapa butir pil ecstasy tapi pabrik ecstasy berskala raksasa bisa beroperasi bertahun-tahun tanpa terdeteksi. Di lain pihak rasio jumlah polisi di Batam dibandingkan jumlah penduduknya relatif lebih baik dibandingkan dg daerah lain (di dunia), selain itu pulau Batam juga relatif tidak terlalu luas (hanya 415 km2) sehingga sungguh aneh bahwa aktivitas pabrik ecstasy tidak terdeteksi.

Lebih jauh, Jakarta Post menulis: ...That police failed to spot the presence of an international drug syndicate has resulted in rumors that some officers were on the payroll of the drug ring...

Hal ini tentu saja langsung dibantah oleh pihak kepolisian dlm hal ini BrigJen Indradi Tanos, Direktur Divisi Narkotik.

Mana yg benar, walahualam kita tdk akan pernah tahu, kita berdoa saja supaya polisi Indonesia bisa "membersihkan" dirinya sendiri sebelum melakukan tugas membersihkan orang lain.

Tuesday, October 30, 2007

Orang-orang yang Peduli Indonesia

Saya selalu tertarik setiap kali mendengar berita tentang orang-orang Indonesia yang membuat inovasi atau prestasi tertentu. Ada orang yang begitu besar pedulinya pada lingkungan hidup sehingga dengan sukarela melakukan penghijauan kecil-kecilan (misalnya Abdus Samad). Ada orang yg punya visi, kemampuan dan jiwa wirausaha mengembangkan usaha produksi misalnya handphone Nexian (Harijadi Budimartono), peralatan elektronik Polytron atau komputer Zyrex (Timothy Siddik). Adalagi orang yang menaruh perhatian besar pada bidang ilmu tertentu misalnya Prof Yohanes Surya yg telah berhasil mendampingi beberapa pelajar Indonesia memperoleh medali emas pada Olimpiade Fisika Internasional. Adapula beberapa sejarawan terkemuka yang dengan tanpa henti terus mengupayakan dikuaknya kebenaran sejarah (Asvi Warman Adam, Baskara Wardaya). Di bidang IT ada Onno Widodo Purbo, mantan dosen ITB yg menelurkan ide RT-RW Net, sebuah solusi akses Internet murah yg digarap masyarakat secara swadaya. Di bidang perfilman ada Garin Nugroho dan Ari Sihasale. Di bidang politik kita kenal Kwin Kian Gie seorang keturunan Tionghoa tapi sekaligus nasionalis tulen. Kita juga mengenal Munir, seorang tokoh pejuang kemanusiaan yang akhirnya mati dibunuh "penguasa".

Saya yakin diluar daftar ini masih ada banyak tokoh lainnya yang karena keterbatasan saya belum saya ketahui atau belum dapat dicantumkan di sini.

Semua mereka menjalankan peran dan kontribusinya masing-masing bagi negeri ini, dengan cara dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Saya selalu tertarik membaca dan mengenalkan kisah mereka, bagi Anda yang punya info tentang orang-orang seperti itu, saya akan sangat berterima kasih bila diberitahu.

Thursday, October 25, 2007

Abdus Samad, pelestari kantong semar


Di antara keburukan selalu saja ada kebaikan, itulah Abdus Samad, seorang pahlawan pelestari lingkungan hidup dari Kabupaten Landor, Kecamatan Landak, Kalimantan Tengah. Melihat kekayaan hutan yg mengalami perusakan terus menerus, Abdus Samad terpanggil untuk melestarikan hal tersebut.

Adalah tanaman karnivora kantong semar (Nepenthes sp.) sejenis anggrek yang ujung daunnya berbentuk kantong untuk memperangkap serangga makanannya, yg menjadi obyek konservasi oleh Samad.

Pahlawan lingkungan hidup lainnya adalah....

Friday, October 05, 2007

Apa yang terjadi 1965 (2) ?

Apa yang sesungguhnya terjadi pada tahun 1965 hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar. Saya mengundang Anda semua untuk bersikap kritis dan netral, melihat persoalan secara jernih.

Salah satu alternatif cara melihat kasus 1965 ditawarkan oleh Asvi Warman Adam di Rubrik Kolom Majalah Tempo edisi 7 Oktober 2007 berjudul "Aidit dalam Bingkai Nawaksara".

Asvi mengatakan bahwa:

...Peran seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan berbanding lurus dengan keuntungan yang (akan) diperolehnya. Dalam peristiwa 1965 itu, Soekarno adalah pihak yang dirugikan karena selanjutnya ia kehilangan jabatannya, sedangkan Soeharto sangat diuntungkan. Ia yang selama ini kurang diperhitungkan berpeluang meraih puncak kekuasaan karena para seniornya telah terbunuh dalam satu malam. Yang sangat dirugikan pula adalah Bangsa Indonesia secara keseluruhan karena enam Jenderal, empat perwira, seorang gadis cilik dan sekitar setengah juta orang terbunuh setelah peristiwa tersebut. Yang paling diuntungkan dari tragedi nasional tersebut tak lain dari Nekolim...

Saya kira apa yang dikatakan Asvi sungguh tepat, pihak Nekolim (Amerika dan sekutunya) yang di era Soekarno ditolak mentah-mentah, setelah berkuasanya Soeharo mendapatkan berbagai privelese yg sangat menguntungkan. Arus modal asing (hutang) segera masuk, dan Freeport sudah masuk di Tembagapura pada 1967 hanya satu tahun setelah jatuhnya Soekarno.

Monday, September 24, 2007

Indonesia terus merusak hutannya


Pemanasan global sudah menjadi isu internasional, tapi Indonesia seolah tidak peduli. Perusakan hutan terus dilakukan dan pemerintah entah tidak tahu atau tidak peduli karena terlalu sibuk dengan korupsi.

Thursday, August 23, 2007

Monday, August 06, 2007

Denias, senandung di atas awan



Denias, kisah tentang seorang anak miskin Papua yg harus menghadapi begitu banyak kesulitan untuk bisa bersekolah.

Sebuah film yg memperlihatkan potret buram pendidikan di Indonesia - tidak hanya pendidikan- tapi juga pengelolaan negeri ini. Ironi bagi saudara-saudara kita di Papua, yg alamnya begitu kaya akan sumber-sumber alam, tapi warganya begitu miskin dan terbelakang.

Struktur tidak adil yg membuat Papua begitu miskin dan terbelakang, ternyata didukung juga oleh tetua warga di kampung Denias, bahkan orang Papua yg menjadi guru di kota juga turut menghalangi niat Denias untuk bersekolah. Noel, salah satu teman main Denias sejak kecil juga terus membuat ulah untuk menghalanginya.

Dalam kondisi seperti ini bagaimana saudara-saudara Papua kita bisa maju ?
Salut untuk Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Bagi Anda yg peduli Indonesia, khususnya terhadap pendidikan dan kemajuan saudara-saudara kita di Papua, saya anjurkan menonton film ini, versi VCD hanya Rp 29.000.- versi DVD Rp 49.000.-

Monday, July 30, 2007

Apa yang terjadi 1998 (3)


Tidak terasa sudah 10 thn Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Majalah TEMPO terbitan 23 Juli 2007, berupa edisi khusus 10 Tahun Krisis Indonesia.

Banyak ulasan menarik di situ yg bisa menjadi pelajaran buat kita semua, termasuk yg kemudian terkait dg kerusuhan berdarah pada 1998, yg berujung dengan kejatuhan Soeharto. Tidak bisa dipungkiri memang, bahwa kerusuhan 1998 berawal dari kondisi perekonomian Indonesia yg memburuk, menyusul jatuhnya nilai tukar rupiah, dari sekitar Rp 2.500 per US$ menjadi sekitar Rp 10.000 per US$

Urutan kejadian adlh sbb:
- Juli 1997, mulainya krisis moneter di Thailand, yg terus berlanjut ke Indonesia
- September 1997 Indonesia menandatangani LoI (Letter of Intent) dengan IMF
- Nopember 1997 atas rekomendasi IMF, 16 bank dilikuidasi
- 5 Mei 1998 kenaikan harga BBM
- 12 Mei 1998 kerusuhan massal di berbagai kota
- 21 Mei 1998 Soeharto menyatakan mundur

Marilah kita simak salah satu artikel dalam majalah TEMPO tsb yaitu "Guncangan Ekonomi , Akankah Terulang" tulisan Goei Siauw Hong.

Hong menyebutkan bhw krisis ekonomi tsb tdk lepas dari banyaknya uang yang masuk ke Asia, yg antara lain disebabkan karena tingginya suku bunga relatif dibandingkan dengan di negara maju dan optimisme pasar yg berlebihan terhadap prospek ekonomi Indonesia. Investor (atau spekulan ?) memasukkan sejumlah besar dana dalam US$ dengan harapan mendapat keuntungan ganda dari suku bunga tinggi. Ketika dana itu masuk, rupiah menguat dan suku bunga menurun.

Celakanya ketika dana tersebut ditarik keluar (secara mendadak), rupiah langsung kolaps, suku bunga naik dan harga sekuritas anjlok, dan itulah yang terjadi di Indonesia. Banyak orang percaya bahwa George Soros adalah aktor utama yg bermain dalam spekulasi rupiah ini.

Saya tidak bermaksud mengajak Anda untuk menyalahkan George Soros, harus diakui bahwa krisis terjadi karena fundamental ekonomi kita yg lemah, aparat yg korup dan hukum yg nyaris tidak ada. Soros hanyalah satu orang lihai memanfaatkan situasi tersebut.

Konspirasi ?

Pemerintah Indonesia akhirnya mengundang IMF untuk membantu keluar dari krisis. Siapa sangka justru kehadiran IMF semakin memperburuk perekonomian Indonesia. Rekomendasi IMF berupa penutupan 16 bank semakin memperburuk keadaan, masyarakat panik, sehingga beramai-ramai menarik dana mereka termasuk dari bank-bank yg sebetulnya sehat. Pada akhirnya hal ini menyebabkan kehancuran sistem perbankan di Indonesia.

Yang menarik adalah pernyataan Hong bahwa: "Peran negatif IMF mungkin disengaja karena pada saat itu, fokus Amerika Serikat dan IMF memang menjatuhkan rezim Soeharto", sebuah pernyataan yang saya kira sangat masuk akal, terlebih apabila Anda sdh memahami apa yg terjadi dengan kejatuhan Soekarno pada 1965. Satu hal yg belum jelas, kenapa Amerika menghendaki kejatuhan Soeharto, silakan ini menjadi bahan analisa lebih lanjut para penganut teori konspirasi.

Analisa konspirasi ini menjadi semakin masuk akal apabila kita mencari tahu lebih dalam siapa itu George Soros, spekulan global asal Yahudi tersebut.

Aksi Soros dan IMF ini hanya merupakan langkah pembuka saja dalam rangkaian peristiwa 1998, penutupnya dikerjakan sendiri oleh anak bangsa ini yang haus kekuasaan dan kekayaan sehingga saling bertikai dan tidak segan-segan mengorbankan nyawa ratusan atau ribuan rakyat Indonesia.

Tuesday, July 24, 2007

SBY is Mr Doubtful, JK is Mr Greed

Anda yg terbiasa membaca harian Kompas, Republika atau Koran Tempo mungkin tidak akan menemukan judul di atas di koran-koran tersebut. Tapi cobalah sesekali Anda baca harian The Jakarta Post, saya kira mereka berani menampilkan berita dg cara yg lebih "berani", dari sudut pandang yg kritis dan berbeda tanpa takut. Mungkin karena menggunakan bahasa Inggris, maka pihak penguasa juga tidak terlalu khawatir dengan berita di situ.

Beberapa waktu lalu (saya lupa tanggalnya), Jakarta Post menampilkan foto Komandan KOPASSUS Mayjen Rasyid Aquari menunduk penuh hormat dan mencium tangan Tommy Suharto yg hadir pada saat acara ulang tahun KOPASSUS. Menarik sekali membaca komentarnya, yg kira-kira bunyinya : "siapa yang berkuasa ?".

Sedangkan judul kolom ini muncul di Jakarta Post edisi tanggal 20 Juli 2007 lalu.

Monday, July 16, 2007

Tidak ada tempat bagi Kapitalisme di Indonesia ?

Setelah banyak melakukan tebar pesona, dilanjutkan dengan tebar tangis (kasus lumpur Lapindo), kemudian tebar sumpah (kasus interpelasi Iran), sekarang bapak SBY melakukan tebar komentar, khususnya terkait kapitalisme di Indonesia.

"Ideologi berbasis kapitalisme dan neoliberalisme tidak mempunyai tempat di Indonesia", (Kompas, Jumat, 13 Juli 2007 halaman 15), demikian antara lain bunyi pidato Bapak SBY pada acara Peringatan Hari Koperasi ke-60 di Komplek Garuda Wisnu Kencana, Bali, Kamis, 12 Juli 2007 lalu. Wah, ini sungguh pernyataan mengejutkan, apa mungkin tidak ada kapitalisme di Indonesia ? Atau jangan-jangan pemahaman pak SBY tentang kapitalisme berbeda dengan yg diyakini banyak orang.

Secara umum saya mengartikan kapitalisme sebagai sebuah aliran dalam ilmu ekonomi yang menekankan betapa kuatnya peranan kapital (modal), yang dengan berbagai cara terus berusaha untuk memperkaya dirinya sendiri dengan memaksimalkan keuntungan yang didapat dan meminimalkan pengeluaran. Apabila pengertian ini yang dijadikan sebagai acuan, maka jelaslah bahwa pernyataan pak SBY perlu diklarifikasi lebih lanjut, bagaimana pemahaman beliau tentang kapitalisme.

Berikutnya apa yg dimaksud dengan neoliberalisme.

Wikipedia Indonesia menyebutkan demikian:
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Paham ini memfokuskan pada metode pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.
Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada
perdagangan bebas.

Demikian rumusan dari Wikipedia, kalau kita mengacu pada rumusan tersebut maka konsepsi pasar bebas, AFTA dan WTO semuanya merujuk ke neoliberalisme. Apa benar Indonesia akan menolak paham tersebut ?, hal ini saya kira perlu klarifikasi lebih lanjut dari pak SBY.

Saya pribadi setuju bahwa kita harus kritis terhadap ideologi kapitalisme dan neoliberalisme, tapi saya kira kita juga harus realistis, apakah mungkin menolak paham tersebut. Bahkan negara komunis seperti Cina sekalipun sadar atau tidak menganut kapitalisme.

Masalahnya bukan terletak di: apakah kapitalisme (dan neoliberalisme) akan diberi tempat atau tidak di Indonesi, tapi adalah bagaimana Indonesia harus bersikap dalam dunia yang SUDAH dikuasai oleh kapitalisme dan neoliberalisme. Kenyataan menunjukkan bahwa kapitalisme dan neoliberalisme itu sudah dan akan terus menguasai dunia termasuk Indonesia. Bagaimana Indonesia bisa bertahan ?

. ...bersambung...

Thursday, July 12, 2007

Kiprah TEMASEK di Indonesia


Bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dan Jepang selama 3,5 tahun, kita semua sudah tahu, sudah masuk dalam pelajaran sejarah di Sekolah Dasar. Tapi bahwa saat ini kita ternyata sedang, sudah atau masih dijajah oleh Singapura (Temasek); jangankan masuk buku sejarah, para petinggi di LEMHANNAS saja belum tentu sadar.
Silakan baca beberapa reportase yg lengkap dan sangat menggugah dari majalah TRUST.
Reportase terkait Temasek tidak hanya sebatas dua tulisan di atas, Anda bisa search sendiri di Majalah Trust.

Monday, July 02, 2007

Indonesia sudah bisa membuat CNC

Seb etulnya ini bukan berita baru, karena Kompas sudah memberitakan ini pada April 2007 yang lalu. Sebuah akademi di Solo telah berhasil membuat mesin produksi berbasis CNC (computer numerical control). Salut kita untuk ATMI (Akademi Teknik Mesin dan Industri). Berita selengkapnya ada di Kompas edisi 24 April 2007.

Wednesday, January 10, 2007

Siapa bilang Indonesia miskin ?

Siapa bilang Indonesia miskin ?, nyatanya banyak orang kaya kok di Indonesia.

Thursday, January 04, 2007

Orang-orang Hebat dari Indonesia


Majalah Tempo edisi khusus akhir tahun 2006 berkisah tentang 10 orang hebat dari Indonesia yang punya prestasi hebat di berbagai bidang, mulai dari kemanusiaan sampai teknologi tinggi. Mereka adalah:
1. Ade Purnama, seorang pencinta museum dan sejarah.
2. Usman Hamid, tokoh HAM
3. Erna Ismail Choirun Nisa, aktifis kaum miskin dan perempuan.
4. Septi Peni Wulandari, penemu metode jarimatika.
5. Basuki Tjahaja Purnama, Bupati Belitung yang menggratiskan pendidikan SD s/d SMA di Kabupatennya.
6. Warsito, penemu teknologi tomografi.
7. Nelson Tansu, ahli optoelektronika yang menjadi asisten profesor di Lehigh University, Amerika Serikat.
8. Tri Mumpuni.

Memang hebat orang-orang Indonesia ini.

Selain yang tersebut di atas,ternyata masih ada lagi (dan mungkin masih banyak...). Salah satunya adalah Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, yg sekarang menjadi Associate Professor sekaligus Kepala Lab. Microwave Remote Sensing di Chiba University, Jepang. Kisah lengkap ada di http://kompas.com/kompas-cetak/0701/02/Sosok/3190237.htm. Tampak foto Tetuko yg diambil dari http://www2.cr.chiba-u.jp/lab/jtetukoss/.