Tuesday, July 29, 2014

Mempertanyakan Kebijakan SBY memberhentikan KASAD

Saya bukan bermaksud untuk tidak percaya pada Presiden SBY.  Tapi seperti yg selalu saya sebutkan pada posting sebelumnya, kita harus selalu bersikap kritis. Kritis mempertanyakan segala sesuatu dan tidak percaya begitu saja pada suatu hal termasuk pernyataan resmi pemerintah.  Apabila satu pernyataan bertentangan dengan pernyataan yang lain atau fakta-fakta yg ada, kita layak dan wajib untuk bersikap kritis mempertanyakan hal tersebut.

Pada kesempatan ini saya mengajak Anda semua berpikir tentang pemberhentian KASAD Jenderal TNI Budiman belum lama ini.  Fakta apa saja yg ada di belakang peristiwa ini.  Kesimpulan silakan Anda tarik sendiri.



Fakta
  1. Dalam proses pilpres, SBY atau setidak-tidaknya Partai Demokrat menyatakan dukungan kepada capres no.1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
  2. Dalam proses pilpres ada laporan di beberapa daerah bahwa Babinsa (Bintara Pembina Desa) melakukan intimidasi ke masyarakat untuk memilih capres tertentu.  Contoh kasus di Jakarta Pusat.
  3. KASAD Jenderal Budiman mengakui hal tersebut dan menyatakan telah mengambil tindakan tegas dan menjatuhkan sanksi hukuman ke Babinsa terkait.
  4. Berkebalikan 180 derajat dengan KASAD, Pangab Jenderal Muldoko membantah pernyataan KASAD dan menyatakan bahwa kasus Babinsa tidak terbukti.
  5. Proses pemilihan presiden dilakukan tanggal 9 Juli 2014, sejak tanggal tersebut sampai dengan pengumuman resmi pemenang pilpres oleh KPU tanggal 22 Juli 2014 telah beredar berbagai laporan hasil quick count yang memprediksi kemenangan pasangan capres no. 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla, salah satu rujukan adalah website kawalpemilu yg mengambil data langsung dari KPU..
  6. Sehari sebelum pengumuman resmi KPU mengenai hasil final perhitungan suara pilpres diumumkan penggantian KASAD Jenderal TNI Budiman.
  7. Pengumuman dan pernyataan resmi KPU bahwa pasangan capres no 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah memenangkan pilpres tahun 2014.
  8. Ucapan selamat dari Presiden SBY kepada Joko Widodo selaku presiden terpilih.
Jika saya ikuti uraian fakta di atas, saya melihat bahwa apa yang dilakukan Jenderal Budiman terkait kasus babinsa sudah tepat bahwa beliau mengakui adanya peristiwa tersebut dan bahkan telah menjatuhkan sanksi hukuman kepada bintara yang bersangkutan serta komandannya.  Berkebalikan dengan itu, apa yang dilakukan oleh Pangab Jenderal TNI Muldoko adalah aneh dan tidak masuk akal, bahwa Muldoko mengatakan hal tersebut tidak benar dan tidak terbukti. Kenapa, karena fakta di lapangan memang terjadi seperti itu, ada bukti dan ada saksi, informasi ini tidak hanya beredar di dunia maya, tapi juga di media cetak.

Terkait dengan hal ini apa yang dilakukan oleh SBY dengan memberhentikan Jenderal Budiman adalah aneh.  Hal ini menggiring saya pada pertanyaan apakah betul SBY secara tulus memberi dukungan kepada Joko Widodo selaku presiden terpilih. Ataukan ucapan selamat yg disampaikannya hanyalah sandiwara belaka ?

Jika betul SBY bersikap netral dan mendukung Joko Widodo, apa yang dilakukan oleh Jenderal Budiman harusnya diapresiasi, justru hal tersebut membuktikan posisi netral dari TNI AD.

Lalu kenapa Jenderal Budiman diberhentikan sebagai KASAD ?
Wallahualam, hanya Tuhan dan SBY yang tahu......

Saturday, July 26, 2014

Selamat untuk Bangsa & Rakyat Indonesia

Keputusan final KPU pada 22 Juli 2014 yang menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yg ketujuh sungguh melegakan saya.

Ini bukan soal Joko Widodo yang menang tapi jauh lebih dalam daripada itu. Ini adalah soal kemenangan rakyat sebagai pemilik negeri ini.  Bahwa mayoritas rakyat ternyata menggunakan hati nuraninya untuk memilih pemimpin yang tepat.  Bahwa ini adalah kemenangan kejujuran dan hati yang bersih melawan fitnah dan kampanye hitam.

Selamat untuk Joko Widodo dan Jusuf Kalla, selamat untuk Bangsa dan Rakyat Indonesia.



Tuesday, July 08, 2014

Saran (menjelang Pilpres 2014) buat Warga Minoritas

Menyambung posting saya sebelumnya berjudul "Dialog sensitif Menjelang Pilpres 2014" dan setelah ngobrol dan diskusi dengan beberapa teman, saya tergerak untuk membuat posting yang senada dengan hal terssebut. Sebut saja sebagai saran buat Saudara-saudara kita warga minoritas di negeri ini, tentunya masih terkait dengan Pilpres 2014.

Apa yang saya tulis ini sebetulnya bukan hal yang baru, ini sesuatu yg normatif saja, tapi mungkin banyak Saudara yang sudah lupa atau tanpa sadar telah menimbun harapan-harapan tertentu, Jadi saya sekedar ingin mengingatkan kembali saja.
  1. Tidak usah terlalu berharap pada Pilpres ini, tidak usah bermimpi bahwa  pasca Pilpres, nasib golongan Anda menjadi lebih baik, lebih diperhatikan, lebih dilindungi.  Siapapun yang menang, nasib Anda tidak tergantung pada Presiden terpilih, tapi pada diri Anda sendiri.
  2. Usahakan bersikap diplomatis, tidak usah terlalu mendukung salah satu capres dan juga jangan terlalu menentang capres yang lain. Karena kita tidak tahu pihak mana yang akan menang, siapa yang kita dukung bisa jadi kalah, sebaliknya siapa yang kita tentang bisa jadi justru menang. Oleh sebab itu perlu bersikap diplomatis, kita harus fleksibel dan selalu siap dengan kemungkinan apapun.  
  3. Hal yang terpenting adalah bagaimana Anda menjalin relasi dengan masyarakat mayoritas, dimanapun Anda tinggal, usahakan menjalin relasi yang baik dengan warga, tetangga, usahakan terlibat dalam kegiatan masyarakat baik di tingkat RT sampai yang lebih tinggi.  
  4. Di tingkatan yang lebih tinggi, akan sangat baik jika bisa ditumbuhkan tokoh-tokoh yang dengan lantang menyuarakan keadilan dan kebenaran. Selama ini sudah banyak tokoh seperti itu, saya sebut saja Romo Mangun, Romo Sandyawan Sumardi, lalu ada Kwik Kian Gie, juga Christianto Wibisono.  Mereka adalah pribadi yang luar biasa, yang punya kepedulian pada bangsa dan rakyat negeri ini.  Lebih banyak tokoh-tokoh seperti itu, golongan minoritas akan mempunyai nama harum di masyarakat dan Anda akan dihormati dan disegani.
  5. Perlunya keterlibatan dalam politik, bergabung dengan partai politik atau organisasi kemasyarakatan.  Ada catatan penting di sini, bahwa Anda tidak boleh sampai terlibat kasus korupsi, karena ini akan menjadi bumerang. Jadi pastikan bahwa Anda melakukan hal yang benar dengan cara yang benar, tidak terlibat dengan tindak pidana korupsi dalam bentuk apapun.   Jangan pula ikut dengan arus "mainstream" jika hal tersebut bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat.  
Demikian beberapa catatan saya, mohon maaf jika ada kesan menggurui, tapi menurut saya itulah yang bisa dilakukan, jika Anda atau kita ingin bisa "survive" di negeri ini.