Friday, October 05, 2007

Apa yang terjadi 1965 (2) ?

Apa yang sesungguhnya terjadi pada tahun 1965 hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar. Saya mengundang Anda semua untuk bersikap kritis dan netral, melihat persoalan secara jernih.

Salah satu alternatif cara melihat kasus 1965 ditawarkan oleh Asvi Warman Adam di Rubrik Kolom Majalah Tempo edisi 7 Oktober 2007 berjudul "Aidit dalam Bingkai Nawaksara".

Asvi mengatakan bahwa:

...Peran seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan berbanding lurus dengan keuntungan yang (akan) diperolehnya. Dalam peristiwa 1965 itu, Soekarno adalah pihak yang dirugikan karena selanjutnya ia kehilangan jabatannya, sedangkan Soeharto sangat diuntungkan. Ia yang selama ini kurang diperhitungkan berpeluang meraih puncak kekuasaan karena para seniornya telah terbunuh dalam satu malam. Yang sangat dirugikan pula adalah Bangsa Indonesia secara keseluruhan karena enam Jenderal, empat perwira, seorang gadis cilik dan sekitar setengah juta orang terbunuh setelah peristiwa tersebut. Yang paling diuntungkan dari tragedi nasional tersebut tak lain dari Nekolim...

Saya kira apa yang dikatakan Asvi sungguh tepat, pihak Nekolim (Amerika dan sekutunya) yang di era Soekarno ditolak mentah-mentah, setelah berkuasanya Soeharo mendapatkan berbagai privelese yg sangat menguntungkan. Arus modal asing (hutang) segera masuk, dan Freeport sudah masuk di Tembagapura pada 1967 hanya satu tahun setelah jatuhnya Soekarno.

No comments:

Post a Comment