Friday, August 27, 2010

Apa yang Anda pikirkan, Tuan ?

Kadang-kadang saya berandai-andai, apa sih yang dipikirkan oleh Presiden kita pak SBY. Apa yang menjadi fokus pikirannya, apa yg menjadi keprihatinannya. Bagaimana opini beliau, misalnya melihat daya saing industri lokal kita yg semakin merosot dengan diterapkannya ACFTA (ASEAN China Free Trade Area). Atau misalnya bagaimana reaksi beliau terhadap maraknya ledakan tabung gas, yg sudah merenggut nyawa puluhan orang. Atau misalnya tentang seorang bocah yg nekat bunuh diri karena ingin sekolah tapi orang tuanya tidak mampu.

Tentu banyak pertanyaan saya tidak terjawab, karena tidak mungkin Presiden memberikan pernyataan atas seluruh isu yg beredar di masyarakat. Tapi menurut saya ada sejumlah isu yg sangat krusial yg harus ditanggapi langsung oleh Presiden, misalnya (sekali lagi menurut saya) isu rekening gendut para Jenderal Polisi. Kenapa harus Presiden turun tangan ? karena tidak ada satupun institusi hukum di Indonesia yg punya wewenang dan keberanian untuk mengusut kasus ini. Di lain pihak kasus ini tetap harus diusut, karena Polisi sekalipun tidak berdiri di atas hukum. Sekali lagi menurut saya, Presiden harus turun tangan, karena hanya beliau yg secara hukum berwenang, karena POLRI berada dibawah Presiden dan bertanggung-jawab kepada Presiden.

Isu lain misalnya adalah sengketa Indonesia - Malaysia. Sekali lagi menurut saya Presiden harus menunjukkan sikapnya. Kenapa ? Karena persoalan Indonesia - Malaysia ini sudah menyangkut harga diri bangsa Indonesia, bertahun-tahun kita dilecehkan dan diinjak-injak oleh Malaysia, dan kita diam saja ? Tidak cukup hanya DEPLU yg membuat pernyataan protes, jika perlu tarik sementara Duta Besar Indonesia dari Malaysia.

Sering saya berharap-harap Presiden SBY mengeluarkan pernyataan tegas atas berbagai isu penting menyangkut bangsa ini, tapi harapan saya menjadi harapan kosong saja. Alih-alih menyatakan sikapnya, Presiden SBY (mungkin) malah asyik menggubah lagu memetik gitar, atau menerbitkan buku untuk anak-anaknya.

Bagaimana Presiden berpikir semakin menjadi tanda tanya bagi saya ketika membaca berita di Kompas, tanggal 24 Agustus 2010, Presiden SBY menilai para menterinya lambat merespons isu yg berkembang di masyarakat. Demikian antara lain ditulis oleh Kompas: Presiden meminta para menteri tidak tinggal diam, bersembunyi, atau tak mau repot untuk menjelaskan kebijakan pemerintah yang harus mereka pertanggungjawabkan. Presiden mengingatkan, tak semua isu harus dijelaskan Presiden. Sebagian isu akan lebih tepat dijelaskan dan dikomunikasikan menteri kepada masyarakat.

Saya setuju bahwa tidak semua isu harus dijelaskan oleh Presiden. Tapi saya kira Presiden juga harus terlebih dahulu kritis dan peka. Ada isu-isu tertentu yang bahkan seorang menteripun tidak akan berani berkomentar, karena memang bukan menjadi otoritasnya. Jika mereka berani berkomentar justru akan menjadi tanda tanya karena dinilai melewati batas kewenangannya. Itulah isu Rekening Jenderal Polisi dan sengketa Indonesia - Malaysia.

Seandainya Tuan membaca posting ini, apa yang Anda pikirkan, Tuan ?

3 comments:

  1. sebenarnya saya juga kurang puas dengan kerja presiden kita ini (presiden anda. ehehehe...) tapi saya tidak melihat ada sosok lain yang sekiranya bisa bekerja lebih baik dalam memimpin negara ini. kecuali mungkin anda sendiri... karena kalo saya baca-baca tulisan saudara di blog ini, sepertinya anda orang yang tau betul apa yang harus dilakukan seorang presiden republik ini.

    taun 2014, saya tunggu kampanye anda.

    ReplyDelete
  2. terima kasih atas komentarnya, saya tdk berminat jadi presiden, seandainyapun saya berminat saya merasa tdk memenuhi syarat untuk menjadi presiden.

    ReplyDelete
  3. Itulah kesalahan kita saat Pilpres yang lalu.
    Sekarang? ya tinggal disesali saja, kemudian nanti, berharap untuk bisa merubah atau berubah.

    ReplyDelete