Monday, September 17, 2012

Selamat datang di Bumi Indonesia yang Getir

Bagi saya kelahiran adalah selalu kegembiraan. Karena dalam kelahiran selalu ada harapan, keinginan dan doa.  Ketika seorang bayi lahir dan menangis, seketika itu juga diucapkan doa dalam hati orang tuanya. Doa agar anak ini sehat, pintar, berbudi luhur, membawa kegembiraan,.......

Bahkan kelahiran itu sendiri bagi banyak orang adalah jawaban dari doa, dari penantian (yang mungkin) bertahun-tahun lamanya.  Bagi sejumlah orang mungkin kelahiran anak adalah hal biasa dan cepat, namun bagi sejumlah orang lain bisa jadi ada klimaks dari penantian bertahun-tahun dan upaya dan doa tak henti-henti.  Di sini kegembiraan dan kebahagiaan menjadi semakin terasa.



Tidak hanya kelahiran bayi manusia, bagi saya kelahiran hewan sekalipun adalah kegembiraan, terutama hewan-hewan langka, yang dilindungi, hewan-hewan yang menjadi bukti hidup atas kekayaan aneka ragam hayati di Indonesia.  Kelahiran hewan langka menjadi semakin disyukuri jika kita lihat pemerintah negeri ini sudah terlalu sibuk dengan begitu banyak urusan sehingga lupa merawat dan memelihara kekayaan alam kita.

Ucapan selamat disampaikan dengan hati yg getir, prihatin. Ada harapan tapi juga ada kekhawatiran, apakah hidup hewan-hewan langka ini bisa berlangsung lama, adakah cukup perhatian dari kita semua, ada cukup kecerdasan dan kearifan kita untuk sekali lagi mensyukuri anugerah yang tak terkira indahnya ini.

Kenyataan berbicara bahwa di Bumi Pertiwi ini jangankan hewan, bahkan nyawa manusia saja tidak dihargai. Tentu kita masih ingat  berapa orang yang tewas sia-sia pada peristiwa mudik tahun ini. Ratusan orang tewas karena tidak adanya kepedulian pada sesama manusia.  Nasib hewan tentu jauh lebih parah, hewan Anoa yang dilindungi, dagingnya diperjual-belikan secara bebas (foto dari Harian Kompas, 1 September 2012).

 

No comments:

Post a Comment