Wednesday, December 19, 2012

Pak Presiden yang Berbelas Kasih

Hampir setiap malam saya pulang ke rumah naik mobil lewat jalan Kol Sugiono (sambungan dari Jl Casablanca, yg menuju ke arah timur Jakarta, persis di samping BKT).  Sekitar jam 7 - 8 malam, saya sering melihat di sisi kiri jalan ada satu keluarga pemulung yg berjalan, si ayah mendorong satu gerobak yg hampir penuh terisi dengan botol plastik, gelas Aqua dsb.  Di dalam gerobak tersebut, di atas tumpukan botol plastik dan gelas Aqua, ada dua anaknya tertidur, yang satu agak besar mungkin usia sekitar 5 tahun, yang lebih kecil mungkin antara 1 - 2 tahun. Ibunya ikut berjalan di belakang gerobak tersebut, di samping ayahnya.   Terkadang saya lihat anak yang kecil digendong ibunya.

Setiap kali melihat mereka, selalu trenyuh hati saya, selalu saya bertanya-tanya di dalam hati, di mana mereka tinggal ? apa mereka punya rumah ?  bagaimana jika hujan, bagaimana mereka berteduh, padahal ada dua anak yg tertidur di atas tumpukan botol dan gelas Aqua bekas.  Bagaimana anak-anak itu makan hari ini, apa bisa kelak mereka bersekolah ? 

Sulit membayangkan ada satu keluarga yang hidup di atas gerobak di jalanan.  Sedih membayangkan hidup mereka. Sedih juga menyadari bahwa saya tidak bisa membantu apa-apa, selain doa dalam hati semoga Allah memberi mereka rezeki hari ini untuk makan minum dan tidur nyenyak tidak kehujanan.  Sedih juga membayangkan, membandingkan dengan banyak saudara kita di DPR sana, anggota Dewan yg terhormat, yang kursi rapatnya saja harganya belasan juta rupiah, yang setiap bulan pergi ke luar negeri untuk "studi banding" dengan anggaran Milyaran rupiah uang rakyat. 

-----------------------------------------------------------------------------

Sering juga saya bertanya-tanya dalam hati, kira-kira terbayang gak ya para pemimpin negeri ini bahwa masih ada (banyak) rakyatnya yang hidup di atas gerobak barang loak.   Kira-kira bagaimana nurani para anggota Dewan yang terhormat yang tanpa malu menghambur-hamburkan uang rakyat untuk kesenangan dan kepuasan diri sendiri.

-----------------------------------------------------------------------------

Tahukah Anda, bahwa presiden kita bapak SBY ternyata seorang yang berhati lembut dan penuh cinta kasih.   Beliau seorang humanis yang menaruh perhatian pada nasib dan derita orang lain.  Dua bukti nyata dapat Anda lihat dari beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.

Pertama adalah ketika pak SBY memberikan grasi kepada seorang narapidana kasus narkotika yang telah divonis hukuman mati.  Dia adalah Meirika Franola (Ola), yang telah divonis mati pada tahun tahun 2000 karena mencoba menyelundupkan 3 kg heroin dan 3 kg kokain di Bandara Soekarno Hatta saat hendak menuju London.  Jadi sudah 12 tahun, Ola mendekam di penjara.   Aneh bin Ajaib bahwa ternyata Ola yang sudah divonis mati ini ternyata masih menjalankan kejahatannya, mengkoordinasi bisnis narkoba dari balik sel. Dia mendapat keistimewaan boleh menggunakan HP di sel yang disalah gunakannya utnuk kejahatan.  Lebih aneh bin ajaib lagi, orang ini mendapat grasi dari Bapak Presiden SBY, tentu murah hati sekali bapak presiden kita ini.   Beliau pernah gak ya berpikir tentang generasi muda Indonesia yang dirusak dan dibuat bodoh oleh narkoba.

Kedua adalah simpati pak SBY kepada para koruptor, baca beritanya di Harian Kompas, 11 Desember 2012.  Saya tampilkan di bawah ini.



Tidak banyak orang yang tahu, ternyata pak SBY sangat peduli dengan para koruptor dengan keluarga mereka dan penderitaan yang harus mereka alami.  

Tidak hanya para koruptor yang masih dalam proses persidangan, para koruptor yang sudah diputus hukuman penjarapun mendapat siraman kasih yang bertubi-tubi dari pak SBY, terbukti setiap tahun pada Hari Raya, mereka mendapat remisi hukuman, sehingga boleh segera mendapatkan kebebasan lebih cepat dari yang seharusnya.

No comments:

Post a Comment