Thursday, June 12, 2014

Wawancara dengan Jenderal Reformis

Selama ini saya amati, jarang sekali ada Jenderal yang punya pemikiran progresif, maju, terbuka, yg tidak lagi dikungkung oleh arogansi kuasa (dan senjata).  Saya sempat surprise juga waktu menyimak wawancara MetroTV dengan Letnan Jenderal (purn) Agum Gumelar, mantan DanJen Kopassus, sekaligus dulu anggota DKP (Dewan Kehormatan Perwira) yang melakukan penyelidikan atas kasus penculikan yg dilakukan oleh Prabowo Subianto.

Saya kira apa yg disampaikan Agum pada wawancara tersebut menarik untuk dicermati, terlebih saat sekarang ini dimana kita perlu informasi yang lebih lengkap terkait para Capres, rekam jejak dan sepak terjang mereka di masa lalu.

Selain menarik dicermati, beberapa bagian saya kira bagus dijadikan acuan, sebab masyarakat kita (harus diakui) mudah silau oleh sesuatu yang kelihatan hebat, lupa dengan esensi atau substansi masalah. Soal tegas misalnya, orang yang diam tidak banyak bicara tidak berarti kurang tegas, sebaliknya orang yang bicara lantang berapi-api bisa saja sebetulnya seorang yg mencla mencle tak berpendirian. Apa esensi tegas misalnya, menarik untuk mendengarkan pendapat Agum.

Hal lain yang saya kira menarik dari Agum adalah visinya soal Indonesia, bahwa pertama-tama kita harus mengutamakan Indonesia, bukan agama tertentu atau suku bangsa tertentu. Saat bicara soal penegakan hukum, Agum jelas menyatakan: tidak boleh lihat agama Islam atau Kristen atau Hindu, tidak boleh lihat jabatannya apa, siapa yg bersalah harus dihiukum.

Lebih jelasnya silakan Anda simak rekaman wawancara tersebut di Youtube sebagai berikut:


Link lain dengan isi yang kurang lebih sama: Pemecatan Prabowo dari militer di mata para pemecatnya. 

No comments:

Post a Comment