Thursday, September 10, 2009

Mengenang Munir - Ia yang Senantiasa Hadir






Tanggal 7 September lima tahun yang lalu adalah hari wafatnya Munir, seorang sederhana bersosok kecil namun bernyali baja dan bercita-cita mulia akan keadilan dan penghormatan atas hak asasi manusia.

Saya ingin mengutip pernyataan Munir yg dimuat di satu kolom di Kompas hari ini 10 September 2009 (halaman 4), sebagai kenangan dan penghormatan atas Munir.

"Hak asasi manusia dalam konteks solidaritas kemanusiaan telah menciptakan bahasa universal dan setara yang melampaui ras, gender, sekat-sekat etnik atau agama. Itulah jalan di mana kita berada di pintu gerbang untuk berdialog bersama dengan semua orang dari berbagai kelompok sosial dan ideologi" (Munir, 1965-2004).

No comments:

Post a Comment